“Manuver” Bahlil Lahadalia dan Agus Gumiwang Kartasasmita
untuk menggulingkan Airlangga dari jabatan ketua umum.
Airlangga Hartarto mengumpulkan sejumlah pengurus Partai
Golkar di rumah dinasnya sebagai Menteri Koordinator Perekonomian, Kompleks
Widya Chandra, Jakarta Selatan, Ahad pagi, 11 Agustus 2024.
Beberapa orang yang hadir adalah Ahmad Doli Kurnia, Idrus
Marham, Erwin Aksa, Rizal Mallarangeng, Maman Abdurrahman, dan Dito Ganundito.
Di hadapan mereka, Airlangga Hartarto membuat rekaman video
pengunduran diri sebagai Ketua Umum Partai Golkar periode 2019-2024.
Kepada Tempo, lebih dari tujuh pengurus Partai Golkar dalam
kesempatan berbeda menceritakan kronologi di balik pengunduran diri Airlangga.
Mereka menceritakan, sebelumnya Airlangga menerima surat
pemanggilan dari Kejaksaan Agung untuk diperiksa sebagai saksi dalam kasus
korupsi izin ekspor minyak sawit mentah atau CPO dan turunannya periode
2021-2022 di Kementerian Perdagangan.
Sebelum pemanggilan Airlangga sebagai saksi itu, seorang
politikus senior Partai Golkar sudah mendapat informasi ihwal masalah hukum
yang mendera Airlangga pada awal Agustus 2024. Informasi itu ia peroleh dari
Ketua Badan Pemenangan Pemilu Golkar Nusron Wahid.
Nusron juga menyampaikan kemungkinan Airlangga mundur dari
jabatan ketua umum sebelum jadwal munas karena didera berbagai masalah hukum.
Sejumlah pengurus Golkar mengatakan gerilya Nusron tersebut
hanyalah sebagian kecil dari manuver beberapa kader partai untuk menggulingkan
Airlangga dari jabatan ketua umum.
Dua nama yang disebut-sebut sebagai motor penggerak manuver
tersebut adalah Menteri Investasi sekaligus kader Golkar, Bahlil Lahadalia,
serta Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar sekaligus Menteri Perindustrian, Agus
Gumiwang Kartasasmita.
Beberapa pengurus Golkar menduga manuver Bahlil dan Agus
Gumiwang itu mendapat dukungan dari Presiden Joko Widodo. Bahlil juga sudah
berulang kali diduga berusaha menggulingkan Airlangga lewat munaslub, tapi
gagal.
Langkah Bahlil itu disebut-sebut atas restu Presiden Jokowi.
Skenario Bahlil mengambil alih Golkar akan memungkinkan Jokowi menjadi Ketua
Dewan Pembina partai beringin.
Bahlil juga ikut membantu pemenangan Prabowo Subianto dan
Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Jokowi, dalam pilpres 2024. Pada Juli
2023, Bahlil mengungkapkan keinginannya maju sebagai calon Ketua Umum Golkar.
Pengurus Golkar yang dekat dengan Airlangga mengatakan dia
sudah curiga jabatannya akan digoyang oleh Bahlil dan kawan-kawan.
Karena itu, Airlangga berusaha menghalaunya dengan mendekati
para politikus senior Golkar yang berpengaruh, di antaranya Akbar Tandjung. Tapi
lobi Airlangga itu tak berhasil merintangi manuver Bahlil.
Pengurus Golkar lainnya mengatakan Airlangga juga bertemu
dengan Jokowi dan Prabowo di Istana, Sabtu malam, 10 Agustus 2024.
Pertemuan ini sebagai tindak lanjut atas surat pemanggilan
Kejaksaan Agung yang diterima Airlangga.
Tapi upaya Airlangga untuk menggagalkan pemeriksaannya di
Kejaksaan Agung gagal. “Akhirnya pilihannya adalah mundur,” kata pengurus
Golkar ini.
Sumber : TEMPO
Komentar
Posting Komentar