Punai Gading Jantan dan Betina sumber foto : dokumen pribadi |
Punai gading merupakan satwa dari keluarga Columbidae dengan corak bulu aneka warna terutama pada jenis jantannya. Mereka gemar memakan buah-buah kecil dan ikut membantu menyebarkan bibit tanaman.
Indonesia merupakan surganya burung. Mengutip catatan
lembaga nirlaba Burung Indonesia, pada 2021 terdapat 1.812 jenis burung di
Nusantara. Aneka bentuk dan warna burung ada di negara kita. Salah satunya
adalah punai gading, sejenis merpati dengan ragam bulu-bulu indah di tubuhnya
atau kerap dijuluki colorful pigeon (merpati penuh warna). Burung dari keluarga
dara dan merpati (Columbidae) ini dapat ditemukan di seluruh daerah di
Indonesia. Ia juga dapat ditemui di negara-negara tetangga Asia Tenggara,
semisal Vietnam, Singapura, Thailand, Filipina, Kamboja, Malaysia, dan Myanmar.
Punai gading tergolong merpati hutan dan menyukai area terbuka. Misalnya, tepian hutan primer, hutan sekunder, lahan pertanian, pesisir pantai, dan hutan mangrove. Kadang-kadang ditemukan di wilayah perkotaan yang memiliki banyak pohon besar, seperti area kampus, taman-taman kota, kebun binatang, atau kebun raya.
Terkadang satwa itu menjelajah hingga hutan perbukitan pada
ketinggian 750 meter di atas permukaan laut (mdpl) seperti di Kalimantan.
Bahkan di Sulawesi, punai cantik itu hidup di hutan pegunungan pada ketinggian
1.200 mdpl.
Punai Gading Betina sumber foto : Dokumen Pribadi |
Disebut juga merpati pelangi, punai gading berperan penting
dalam menyebarkan biji buah. Dinding lambungnya mempunyai otot-otot yang kuat
dan mengandung kerisik untuk menggiling dan mencerna biji yang ada di dalam
buah, ia adalah penyemai bibit yang baik. Merpati hutan yang juga bernama
ilmiah Treron vernans ini merupakan satwa arboreal atau tinggal di atas pohon.
Mereka banyak menghabiskan waktu mencari buah-buahan di tengah tajuk (kanopi)
pohon. Burung ini jarang turun ke tanah kecuali untuk minum.
Punai Gading Jantan sumber foto : Dokumen Pribadi |
Merpati Merah Jambu
Sepintas, burung ini seperti sengaja dicat oleh orang-orang iseng karena komposisi warnanya begitu indah. Tetapi dugaan itu salah, karena si punai ini memang seperti itu adanya. Ia populer dengan sebutan pink-necked green pigeon atau merpati hijau yang berleher merah jambu. Secara umum, merpati ini memiliki warna dasar hijau daun dan berat rata-rata sekitar 105--160 gram.
Sebetulnya cukup mudah untuk membedakan antara punai gading jantan dan betina kendati ukuran tubuh mereka saat dewasa umumnya relatif sama, yakni sekitar 25--30 sentimeter. Bulu-bulu pejantannya lebih meriah karena dipakai untuk memikat betina saat musim kawin tiba. Ciri khas pejantan adalah kepala abu-abu kebiruan juga di sisi leher dan tengkuk bawah, dan ada garis melintang pada dada berwarna merah jambu. Kemudian di dada bagian bawah ada bulatan besar warna jingga dan perut hijau dengan bagian bawah kuning.
Sisi-sisi rusuk dan pahanya bertepi putih, penutup bagian bawah ekor cokelat kemerahan. Punggung hijau, bulu penutup ekor atas perunggu. Sayap gelap dengan tepi kuning yang kontras pada bulu-bulu penutup sayap besar, dan akan terlihat jelas saat terbang. Perut kekuningan bercampur abu-abu kehijauan. Ekor abu-abu dengan garis hitam pada bagian subterminal dan tepi abu-abu pucat. Sungguh meriah warna bulu pejantan. Lalu bagaimana dengan si betina?
Meski sama-sama didominasi hijau daun, warna bulu-bulu betina cenderung kurang ramai dibandingkan jantan. Paruhnya berwarna abu-abu biru dengan pangkal hijau dan kaki merah. Tubuh bagian atas mulai dari mahkota hingga tunggir berwarna hijau zaitun atau hijau gelap. Bagian perut betina lebih terang dengan warna hijau kekuningan. Warna sayap serupa pejantan. Burung remaja mirip betina dengan sisi atas tubuh lebih abu-abu.
Punai gading berbiak sepanjang tahun. Ketika masa berbiak, jantan dan betina berbagi tugas. Pejantan bertanggung jawab mencari material sarang berupa ranting-ranting kering, rumput dan material lainnya. Selanjutnya, betina bertugas membangun sarang. Bentuk sarangnya sederhana, berupa tumpukan rumput dan ranting kering ditempatkan pada cabang atau ranting semak, perdu atau pohon dengan ketinggian antara 1--10 meter dari permukaan tanah.
Telur biasanya berjumlah dua butir yang dierami secara bergantian. Jantan mengerami telur saat siang hari. Sedangkan betina saat malam hari. Itu mereka lakukan selama 17 hari sebelum akhirnya telur menetas.
Burung raptor seperti elang laut perut putih (Haliaeetus leucogaster) dan alap-alap sapi (Falco moluccensis) adalah pemangsa utama punai gading di alam liar. Perburuan terhadap punai gading acap dilakukan pemburu liar untuk dijadikan hewan peliharaan atau dikonsumsi dagingnya.
Punai gading memiliki daerah sebaran yang luas dan populasinya masih melimpah sehingga tidak tergolong jenis burung dilindungi. Burung ini juga masih dianggap berisiko rendah untuk punah dalam waktu dekat atau kategori least concern oleh badan konservasi alaminternasional, IUCN. Punai gading juga tidak tercantum dalam daftar Appendix CITES. Meski begitu, kita tetap wajib menjaga kelestariannya di alam Nusantara agar tidak punah dan jangan sampai hanya tinggal namanya.
Sumber Artikel : indonesia.go.id
Komentar
Posting Komentar